BeritaGamingKabar Industri

Cygames Developer Uma Musume Menjawab Tuntutan Konami

Kontributor : Salsabila Astri
Penyunting : Kikitondo

Uma Musume asal Cygames dituntut Konami, komunitas gamer Jepang turut berikan komentar

Sejak tahun 2010 an hingga sekarang, popularitas mobile game di masyarakat Jepang terus meningkat. Kepopuleran ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang terus meningkat dan juga ketersediaan perangkat seluler yang canggih. Mobile game pun ibarat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, dengan jutaan orang dari segala usia menikmati berbagai jenis permainan yang dapat dimainkan di perangkat seluler mereka.

Di awal tahun 2023 ini, muncul suatu kabar yang cukup mengguncangkan para penggemar mobile game di Jepang. Kabar adalah tuntunan salah satu perusahaan game besar Jepang, yang ditujukan ke perusahaan game Jepang besar lainnya. Adalah Konami Group Corporation, yang menuntun perusahaan Cygames, karena salah satu game asal Cygames yaitu “Uma Musume Pretty Derby” dispekulasi telah melakukan plagiasi terhadap game asal Konami.

Tentang Game Uma Musume

Uma Musume

Mobile Game “Uma Musume Pretty Derby” asal Cygames adalah salah satu game yang populer terutama di tahun 2021 hingga awal tahun 2022. Konsep utama game ini adalah menggabungkan balapan kuda dengan elemen permainan simulasi dan pertumbuhan karakter. Para pemain bertindak sebagai pelatih untuk karakter perempuan yang diilhami oleh kuda balap nyata, dikenal sebagai “Uma Musume”

Uma Musume Pretty Derby dianggap sebagai salah satu game gacha dengan pendapatan tertinggi oleh Cygames meskipun belum dirilis secara internasional, dengan total pendapatan mencapai lebih dari 1,3 miliar USD berdasarkan data dari AppMagic.

Tuntutan yang Dilayangkan Pihak Konami

Uma Musume

Pihak Konami melayangkan surat tuntutan kepada Cygames yang menuduh bahwa game Uma Musume telah mencontek “sistem game dan program” dari game buatan Konami. Konami meminta pengadilan untuk menerbitkan injeksi yang menghentikan produksi, penggunaan, dan penyediaan digital Uma Musume Pretty Derby, dan juga mencari ganti rugi sebesar 4 miliar yen (sekitar US$29 juta) termasuk biaya penundaan yang relevan. Tidak dijelaskan dengan rinci apa dan bagian mana sistem dan program Uma Musume yang dituduh menjiplak game dari Konami, namun kemungkinan besar game yang dimaksud telah ditiru adalah Jikkyou Pawafuru Puroyakyu dari Konami yang rilis pada tahun 2016 lalu. 

Jawaban Resmi dari Pihak Cygames

Uma Musume

Pihak Cygames pun tidak tinggal diam setelah menerima tuntutan dari Konami. Tepat pada tanggal 17 Mei 2023 kemarin, Cygames merilis pernyataan yang menjelaskan perihal tuntutan antar perusahaan tersebut. Dilansir dari laman berita pada situs resmi Cygames, perusahaan Cygames telah menerima menerima gugatan terkait pelanggaran hak paten dari perusahaan Konami Digital Entertainment Co., Ltd. yang diajukan pada tanggal 31 Maret 2023.

Pihak Cygames telah melakukan diskusi dengan itikad baik dengan Konami Digital Entertainment mengenai bagian sistem permainan dan program dari “Uma Musume Pretty Derby”. Namun, pandangan pihak Cygames tidak diterima oleh Konami Digital Entertainment dan mengakibatkan gugatan diajukan.

Pihak Cygames percaya bahwa “Uma Musume Pretty Derby” tidak melanggar hak paten dari Konami Digital Entertainment dan Cygames pun akan membuktikan keabsahan ini melalui proses persidangan terkait.

Tentang Kelanjutan Game Uma Musume

Uma Musume

Melihat munculnya kasus antara dua perusahaan game besar di Jepang ini, tentu ada penggemar yang mengkhawatirkan nasib dan kelanjutan dari game Uma Musume Pretty Derby pasca tuntutan yang dilayangkan oleh Konami kepada Cygames. Dari pernyataan resmi yang diberikan pihak Cygames, mereka pun meyakinkan bahwa game Uma Musume Pretty Derby akan tetap beroperasi dan menyediakan layanan tanpa ada perubahan di masa mendatang. Tidak lupa, Cygames juga meminta maaf atas kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang dialami oleh penggemar terkait kasus ini. 

Menuai Tanggapan Para Gamer Jepang

Uma Musume

Tidak hanya penggemar game yang menyuarakan kekhawatirannya, kasus tuntutan dua perusahaan game besar Jepang ini juga mendapat respon dari para gamer  Jepang. Hal ini terlihat dari diskusi yang terjadi di forum Yaraon, yang merupakan  forum diskusi daring yang populer di Jepang, terutama dalam komunitas penggemar anime dan manga.

Para gamer Jepang ini pun banyak yang menyayangkan keributan yang terjadi antara dua perusahaan besar Jepang ini terutama karena pasar mobile game Jepang kini tengah dikuasai oleh developer dari China dan Korea, sementara game dari Jepang sendiri tidak banyak yang tembus ke posisi atas pada game mobile terlaris di negaranya sendiri. Beberapa penggemar menyayangkan keributan ini karena berharap developer game Jepang mampu menciptakan solusi agar game asal negaranya dapat kembali meraih popularitas tinggi dan mengalahkan developer luar. 

Meskipun ada yang menyayangkan masalah dua perusahaan game besar Jepang ini, tentu ada juga gamer yang tidak terlalu memperdulikan  perihal popularitas game yang kini dikuasai developer luar Jepang. Hal ini dikarenakan Jepang masih menguasai game kualitas “AAA” seperti Final Fantasy dan Zelda. 

Pasar Mobile Game di Jepang Masih Dikuasai China dan Korea

Genshin Impact

Kepopularitasan game dengan gaya anime memang semakin melambung beberapa tahun ke belakang, namun sayangnya, saat ini game bergaya anime justru dikuasai oleh developer asal China dan Korea, bahkan di negara asalnya sendiri yaitu Jepang. Menuju pertengahan tahun ini, game dengan gaya anime yang populer kebanyakan adalah keluaran HoYoverse (Genshin Impact dan Honkai Star Rial) dan Yostar (Azur Lane, Arknights).

Demikianlah informasi mengenai kabar permasalahan Konami dan Cygames, serta tanggapan Gamer Jepang tentang permasalahan ini dan popularitas game Jepang. Untuk mendapatkan kabar terkini tentang pop culture Jepang, stay tune di sini ya!
Keasikan Main Honkai Star Rail, Tim Pro Valorant Mundur Dari Turnamen Valorant.

(Visited 94 times, 1 visits today)