Berita

Sinopsis dan Review Film DreadOut: Nonton Dulu Baru Main Gamenya?

Sinopsis dan Review Film DreadOut: Nonton Dulu Baru Main Gamenya?

Pocong bercelurit dan kebaya merah menghantui CGV Grand Indonesia pada 2 Agustus 2019 lalu.

Jakarta, 2 Agustus 2019 – Goodhouse.id selaku rumah produksi dari DreadOut menyelenggarakan gala premiere film horror pertama yang diangkat dari game horror karya developer Indonesia (Digital Hapiness) yang telah sukses di pasar Internasional lewat STEAM selaku platform digital games.

Disutradarai oleh Kimo Stamboel dari Mo Brothers untuk mengangkat game DreadOut menjadi sebuah film bekerjasama dengan CJ Entertaiment asal Korea Selatan dan Rachmad Imron selaku produser game DreadOut mengaku optimis dapat melebarkan eksistensi game Indonesia kedalam dunia perfilman.

Sinopsis Film DreadOut

Sinopsis dan Review Film DreadOut: Nonton Dulu Baru Main Gamenya?
Poster Film DreadOut

Sekelompok remaja SMA bernama Jessica (Marsha Aruan), Beni (Muhammad Riza Irsyadillah), Dian (Susan Sameh), Alex (Ciccio Manassero), Erik (Jefri Nichol) dan Linda (Caitlin Halderman) sedang mencari popularitas dengan melakukan siaran langsung di rumah susun tua yang sudah ditinggalkan. Disana, mereka memasuki ruangan yang dilarang dan tanpa sengaja membuka portal yang menghubungkan antara dunia nyata dan dunia ghaib. Setelah tersedot kedalam portal, petualanganpun dimulai bersama Linda sebagai tokoh utama.

Pemain-Pemain Muda Idola Tanah Air

Sinopsis dan Review Film DreadOut: Nonton Dulu Baru Main Gamenya?
Para Pemain Film DreadOut

Nama-nama seperti Caitlin Halderman dan Jefri Nichol yang sudah tidak asing lagi dikenal sebagai aktor dan aktris muda di Indonesia menjadi pemeran utama Linda dan Erik dalam film ini. Disusul oleh Marsha Aruan sebagai Jessica, Ciccio Manassero sebagai Alex, Susan Sameh, Mike Lucock, Miller Khan, dan Rima Melati Adams yang berperan sebagai Kebaya Merah, tokoh antagonis utama dalam film ini. Tidak hanya secara talenta, dengan visual menarik dari para pemain yang memiliki jutaan fans di Indonesia membuat film DreadOut memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas, tidak hanya terbatas bagi gamers saja

Sinopsis dan Review Film DreadOut: Nonton Dulu Baru Main Gamenya?
Press Conference Film DreadOut

Review Film DreadOut: Bagian Cerita yang Tidak Ada Didalam Game

Selayaknya ekspektasi pemain game Dreadout, pasti akan mengira filmnya berjalan sesuai dengan gamenya. Tapi ternyata ekspektasi saya salah, cerita yang nyeleneh dari game aslinya membuat label ‘adaptasi’ sangat kuat. Dari Trailernya saja mungkin sudah bisa dilihat bahwa film ini akan berbeda dari gamenya.

Ditanyakan perihal ini. Kimo, selaku sutradara mengaku telah mendiskusikannya dengan pihak Digital Happiness selaku developer dari DreadOut, “banyak plot yang sebenarnya ingin diceritakan oleh DreadOut didalam gamenya namun tidak teraplikasi kedalam game, oleh karena itu, film ini sebenarnya sequel sebelum gamenya yang menceritakan universe dari alam ghaib dan mungkin akan dibuat sequel lanjutannya pada DreadOut 2″

Tapi jangan khawatir, film DreadOut sudah cukup lengkap mengambil elemen-elemen dari game aslinya, seperti kuburan, pocong bercelurit, kebaya merah, dan tak lupa adegan foto-foto kamera ponsel yang digunakan sebagai senjata untuk menakuti para hantu. Menurut saya, film DreadOut layak untuk dinikmati.

Rate film 17+ dan Belum ada Teks/Subtittle Bahasa Indonesia yang Aksesibel

Perlu diperhatikan, bahwa beberapa adegan didalam film mengandung kekerasan, kata-kata kasar, dan kental akan adegan magis. Sehingga rate 17+ dilabelkan pada film ini.

Selain itu, salah satu kekurangan dari film ini adalah belum adanya CC berbahasa Indonesia sehingga tidak akses bagi orang dengan lemah pendengaran, dan Tuli. Namun beberapa subtittle ditambahkan terutama saat dialog berbahasa sunda yang kental.

jadi gimana? penasaran kan sama jalan ceritanya? saksikan di bioskop kesayanganmu mulai tanggal 3 Januari 2019!

(Visited 1,068 times, 1 visits today)

DamarBahbah

Cowok yang suka nasi bebek, dan hobi menebas Red Splinter di gunung buas. Terjun di industri game sejak 2008 demi sesuap nasi, dan hingga kini terus berjuang demi impian dan masa depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *