Mobile Apps

Semakin mudah akses informasi Gejala dan cara perawatan kusta hanya lewat gawai

Informasi Gejala dan Perawatan Kusta semakin mudah di akses

Halo sobat Mobileague, Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin sudah banyak yang tidak mengenal penyakit kusta. Padahal, penyakit kusta belum hilang, penyakit tua ini masih ada hingga saat ini di negara kita dan juga negara-negara lainnya. Untunglah saat ini persebaran Informasi Gejala dan Perawatan Kusta sudah semakin cepat, dan akses semakin mudah dijangkau, sehingga segala pengetahuan tentang penyakit Kusta bisa kita akses hanya dari smartphone saja.

Kita bisa menggunakan aplikasi health tech untuk turut mendukung pencegahan dan juga perawatan sedari dini. Hal ini dapat dibuktikan dengan tersedianya tenaga dokter spesialis dermatologi yang dapat membantu konsultasi permasalahan penyakit kusta di aplikasi health tech tersebut. Selain itu kita juga bisa mendapatkanInformasi Gejala dan Perawatan Kusta terkait dinamika perawatan diri dan pencegahan disabilitas pada kusta melalui NRL Indonesia, sebuah organisasi non-pemerintah untuk pemberantasan kusta yang bisa kalian akses di social media (Facebook) dan juga (Instagram)

Informasi Gejala dan Perawatan Kusta
Informasi Gejala dan Perawatan Kusta bisa dikonsultasikan via aplikasi health tech

Gejala dan tanda penyakit Kusta

Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada baiknya kita kenali dahulu apa itu penyakit kusta. Kusta alias lepra atau penyakit Morbus Hansen adalah infeksi menular kronis yang menyerang sistem saraf, kulit, selaput lendir hidung, dan mata. Penyakit kulit ini merupakan penyakit tertua di dunia, kemunculannya sudah ada sejak tahun 600 sebelum Masehi. Dahulu, penyakit ini dipercaya sebagai kutukan dari Tuhan dan sering dihubungkan dengan dosa. Karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi (terputusnya salah satu anggota gerak seperti jari), luka borok, dan kerusakan lainnya, kusta menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti terutama pada zaman kuno.

penyakit kusta lebih sering ditemukan terlambat karena masyarakat seringkali mengabaikan tanda dan gejalanya. Gejala penyakit kusta yang paling dapat dikenali adalah sebagai berikut

Kulit kering dan berisisik.
Ginekomastia (payudara yang tumbuh membesar pada pria), akibat gangguan keseimbangan hormon.
Penurunan berat badan secara drastis.
Area yang sebelumnya ditumbuhi rambut atau bulu bisa rontok.
Mutilasi, atau sensasi mati rasa yang menyebabkan penderita tidak menyadari ketika memiliki luka di bagian tubuhnya.
Pembesaran saraf tepi, biasanya di sekitar siku dan lutut.
Muncul benjolan seperti bisul tapi tidak sakit ketika disentuh.
Kelemahan atau kelumpuhan otot di tangan atau kaki.
Muncul lepuhan atau ruam kemerahan pada kulit.

Ruang Publik KBR – Membahas Kusta dan penangannya agar mencegah disabilitas di lapangan.

Sebagian besar penderita pada awalnya tidak merasa terganggu. Meski kadang disertai kesemutan, nyeri sendi dan demam hilang timbul, bila mengalami reaksi. Namu seiring waktu berjalan, kondisinya akan semakin parah dan mulai menggerogoti jaringan yang ada pada kulit, hingga dapat mengakibatkan kecacatan. Namun saat ini kita bisa mulai membantu para ODPK (Orang dengan penyakit kusta) untuk mengenali gejala-gejala awalnya dan langsung melakukan pengobatan sebelum terjadinya disabilitas pada pasien. Hal ini secara detail dibahas dalam seminar daring yang diselenggarakan oleh KBR Indonesia bersama NRL Indonesia

Bagi sobat mobileague yang hendak mendapatkan ilmu lebih lanjut lagi mengenai kusta atau lepra, bisa pantengin acara yang satu ini, yaitu Ruang Publik KBR. Di acara yang mana bisa disaksikan dari youtube, ataupun dari akses 100 radio https://bit.ly/StreamingMSTRI. Lengkapnya dapat kalian simak di video ini.

Informasi Gejala dan Perawatan Kusta yang digelar oleh Ruang Publik KBR

Bincang online yang terjadi pad tanggal 28 april 2022 kemarin di moderatori oleh kak Ines Nirmala dari KBR Indonesia dan sebagai narasumber juga hadir Bapak dr. M Riby Machmoed MPH serta Ibu Sierli Natar,S.Kep. Pak dr M Riby Machmoed MPH adalah seorang Technical Advisor Program Leprosy Control, NLR Indonesia, sedangkan Ibu Sierli Natar,S.Kep adalah Wasor TB/Kusta, Dinas Kesehatan Kota Makassar.

Perbincangan Interaktif mengenai Pencegahan Disabilitas pada Kusta

Jika membahas mengenai kendala dalam penanganan kusta, maka ada beberapa pokok masalah yang harus dihadapi. Salah satu diantaranya, adalah mendapat akses pelayanan yang layak dan juga ditambah dengan minimnya informasi tata cara perawatan dan penanganan Kusta yang tersebar di daerah. Tidak semua unit layanan kesehatan, memahami informasi tentang kusta dibarengi dengan tingginya stigma kusta di kalangan tenaga kesehatan (nakes) sendiri. orang dengan penyakit kusta ini tidak mendapat layanan optimal, sehingga selain dapat memperparah kondisi tubuh pasien, juga bisa meningkatkan penularan bakteri.

Dokter M Riby Mahmoed MPH, menyampaikan, seharusnya odpk bisa survive. Tetapi dampak sosial yang berat, membuat kondisi odpk malu dengan apa yang terjadi pada dirinya. Stigma negatif bahwa kusta adalah kutukan atau balasan atas aib masih sangat kental di masyarakat Indonesia secara umum. Kemudian dari hal yang membuat semakin berlarut-larut adalah tidak adanya support dari pihak keluarga, bahkan masyarakat tidak segan untuk mengucilkan.

Dari perbincangan diatas, selain memakan fisik tubuh, secara tidak langsung kusta juga memakan kondisi mental pasiennya. Tekanan demi tekanan dari luar dapat membangung gelembung hitam yang semakin membuat pasien depresi dan semakin denial terhadap penyakit yang di deritanya. Sebagaimana yang sudah di sampaikan dr M Riby, dimana para penderita sebagian besar merasa tidak sakit sehingga ketika petugas kesehatan menyatakan sakit kusta penderita serasa denial.

Ditambahkan lagi oleh Ibu Sierli, dimana saat ini pemahaman tenaga kesehatan yang ada, masih sangat minim sekali mendapatkan pemahaman tentang seputar penyakit kusta, sehingga pekerjaan rumah yang benar-benar harus dikerjakan saat ini adalah bagaimana cara mengubah mindset tenaga kesehatan ketika melayani penderita kusta. 

Berdamai dengan diri sendiri dan lakukan proses penyembuhan

Informasi Gejala dan Perawatan Kusta
Berdamai dengan diri sendiri

Pihak keluarga diharapkan selalu melakukan edukasi dan motivasi kepada pasien bahwa penyakit kusta bukanlah penyakit kutukan. Penyakit kusta bukan karena ini penyakit karena ada orang lain yang iri sehingga bisa mengalami penyakit kusta. Bisa jadi seseorang yang saat ini terkena kusta pernah terkontak dengan penderita pasien namun saat ini terlihat atau keluar bercaknya sehingga bisa terdeteksi kusta. Hal lain yang sebaiknya dilakukan oleh pasien ataupun keluarga pasien adalah mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan dari dinas kesehatan setempat.

Jika hasil awal pemeriksaan gejala-gejala kusta sudah terkonfirmasi, Untuk tahap awal perawatan diri, kita harus teliti dan juga telaten untuk melakukan 3M. Apa itu 3M? Jadi, menurut Dokter M Riby Mahmoed MPH, sebagai tahap awal 3M perlu dilakukan, yang mana terdiri dari

  • Memeriksa apakah ada kelainan
  • Merawat tubuh
  • Memeriksa anggota tubuh

Kita juga bisa melakukan pemeriksaan fungsi syaraf di fasilitas kesehatan untuk mengetahui apakah ada kelainan fungsi syaraf atau tidak. Karena kalau ada kelainan fungsi syaraf maka akan dilakukan pengajaran cara melakukan perawatan diri dengan melakukan perendamanan kepada area tubuh yang mengalami penebalan. Lalu digosok dengan dengan alat sederhana namun sebelumnya digosok dengan minyak kelapa pada area penebalan. “Ini harus dilakukan setiap hari dengan tekun oleh pasien kusta,” kata Sierli. Jika dilakukan dengan mandiri maka bisa semakin terhindar dari terkena disabilitas pada pasien kusta.

Banyak sekali informasi yang telah disampikan dalam talkshow ini terkait kusta dan penangannya. Yuk kita bantu sosialisasikan agar pasien kusta bisa dengan cepat berdamai dengan dirinya sendiri, dan melanjutkan diri untuk melakukan perawatan sehingga penyakit kustanya bisa tertangani dengan baik. Yang pasti selalu support jika ada teman ataupun saudara kita yang terdeteksi gejala-gejala kusta dengan cara memberikan mereka pengertian dan mengajak berobat ke dokter agar dapat ditangani secara medis dengan lebih dini.

(Visited 99 times, 1 visits today)

DamarBahbah

Cowok yang suka nasi bebek, dan hobi menebas Red Splinter di gunung buas. Terjun di industri game sejak 2008 demi sesuap nasi, dan hingga kini terus berjuang demi impian dan masa depan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *